JAKARTA, INFOBRAND.ID - Agung Podomoro, sebagai pengembang properti terdepan dan terintegrasi di Indonesia, terus beradaptasi dan berinovasi menyesuaikan gaya hidup dan kebutuhan konsumen properti yang berubah.
Melalui strategi tersebut dan didukung pemahaman terhadap pasar yang sangat matang dan berkat pengalaman lebih dari setengah abad di industri properti nasional, penjualan properti Agung Podomoro di tahun ini tetap melaju kencang.
Proyek-proyek di sejumlah lokasi terus dipercepat sejalan dengan meningkatnya tren pembelian oleh konsumen.
IKLAN INFOBRAND.ID
Agung Wirajaya selaku Marketing Director Agung Podomoro Land menjelaskan penjualan rumah tapak menjadi magnet konsumen dalam transaksi properti Agung Podomoro hingga semester I-2021. Proyek-proyek Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View, Vimala Hills, dan Kota Kertabumi mencatatkan marketing sales hampir 40% dari total marketing sales APLN sampai dengan Juni 2021.
Penjualan marketing di proyek pengembangan Agung Podomoro lainnya, Kota Podomoro Tenjo, sudah terjual 3 klaster 100% sold out mencapai lebih dari 2000 unit rumah. Sementara saat ini produk Kota Podomoro Tenjo yang menjadi andalan adalah unit rumah di kluster Burgundy dan klaster Kenanga yang penjualannya sudah mencapai sekitar 70% dari total unit yang dipasarkan.
Pencapaian itu menjadi bukti kemampuan Agung Podomoro dalam mengoptimalkan momentum pertumbuhan industri properti yang mulai bergerak naik sejak kuartal I-2021.
Agung juga menyampaikan bahwa bonus regulasi yang diberikan oleh Pemerintah kepada industri properti juga berperan penting untuk mendorong konsumsi masyarakat terhadap perumahan. Insentif pemerintah untuk membebaskan biaya PPN yang berkisar 50% - 100% dan Down Payment nihil menjadikan penjualan properti meningkat.
Selain itu, Real Estate Indonesia mencatat sejak kebijakan PPN ditanggung Pemerintah selama periode Maret-Juni 2021, penjualan properti mencapai Rp 200 triliun. Dengan adanya perpanjangan insentif PPN hingga akhir 2021, REI memproyeksikan sampai akhir tahun penjualan properti akan menyentuh angka Rp 500 triliun.
