JAKARTA, INFOBRAND.ID - Rabu kemarin, Muhammad Lutfi selaku Menteri Perdagangan menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan tengah memanfaatkan gelombang kedua ekonomi digital yakni dengan menciptakan ekosistem digital yang memfasilitasi produksi, logistik hingga transaksi. Sektor niaga elektronik (ecommerce) didorong menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia di tengah pandemi saat ini.
Hal tersebut disampaikannya lewat acara Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2021 hari ini, Rabu (7/7) secara virtual. Ia mengatakan “E-commerce dapat menjadi penopang ekonomi Indonesia, khususnya di tengah pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan gelombang kedua ekonomi digital, yaitu teknologi 5G, internet of things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan (artifical intelligence/AI). Sehingga, terbangun ekosistem digital yang bukan sekedar memfasilitasi transaksi, tetapi juga produksi, logistik, dan teknologinya,”.
Lutfi menambahkan optimalisasi potensi hilirisasi ekonomi digital Indonesia juga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan “low hanging fruit” atau “early harvest”, seperti Tanihub dan eFishery. Tanihub menghubungkan petani ke konsumen secara langsung dan membantu petani meningkatkan hasil panen dengan menggunakan teknologi digital. Sementara, eFishery menggunakan teknologi IoT dan AI untuk mengoptimalkan pakan ikan tambak.
Acara tersebut tak lupa dihadiri juga oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Di masa seperti ini memang banyak terobosan di berbagai sektor baru mulai bermunculan. Selain itu, adanya perusahaan digital berskala besar juga dapat turut serta membangun ekosistem ekonomi digital. Sebab, perusahaan digital dapat berinvestasi dan menjadi wadah pencetak sumber daya manusia (SDM) unggul.
Menurut data yang dimiliki oleh Kementerian Perdagangan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2020 tercatat sebesar Rp15.400 triliun. Sementara, ekonomi digital Indonesia (EDI) tercatat sebesar Rp632 triliun. Meskipun kontribusi EDI masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional, tetapi tumbuh cukup pesat.
Pada tahun 2030, e-commerce business to business (b2b) dan business to consumer (b2c) lokapasar diproyeksikan dapat menyumbang nilai tertinggi dalam ekosistem EDI, yaitu sebesar Rp1.908 triliun atau 34 persen.