Sudah menjadi kewajiban bagi seluruh pemilik brand/merek untuk melakukan inovasi secara masif ditengah semakin banyaknya kompetitor baru yang bermunculan.
“Inovasi pasti sudah jadi kewajiban, karena kan penduduk itu berkembang, dan mayoritas penduduk saat ini itu muda-muda, pasti selera juga udah beda-beda, kaya saya contohnya generasi yang lahir tahun 70an pasti beda seleranya sama anak 2000an, jadi yang namanya inovasi pasti harus ada dan disesuaikan,” kata Dr. Lana Soelistianingsih S.E., M.A, Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia.
Lalu, inovasi seperti apa yang menurut Lana merupakan inovasi yang cocok bagi sebuah brand di era digital saat ini?
IKLAN INFOBRAND.ID
Lana berpendapat, Kalau mereka bisa menangkap selera anak muda sekarang, apa yang menjadi kegiatan mereka, penggunaan dengan gadget, semua yang terkait dengan gadget, meskipun saat ini orang tua juga pake ya, sehingga penggunaan media juga harus dipertimbangkan apa yang mereka sukai, kalau anak muda kan suka yang simple tapi kena,”
Wanita yang pernah melanjutkan pendidikanya di Vanderbilt University, Nashville, Tennesse, USA dan mendapatkan gelar Master of Economic Development pada tahun 1995 juga memberikan pendapat tentang banyaknya brand yang mengeluarkan statement inovasi yang pertama di Indonesia khususnya.
“Melakukan hal semacam itu saya fikir gak selamanya efektif, tapi bisa dibuktikan dengan cara mereka sendiri dalam menunjukkan klaim mereka, anak-anak sekarang itu kan tidak terikat dengan produk turun temurun, anak-anak sekarang itu sekarang sudah terkait dengan selera mereka, kaya contoh mereka anak kecil harus menggunakan sabun anak kecil karena orang tua mereka juga pakai, sudah gak bisa seperti itu lagi, sekarang saja bintang iklan itu sudah bukan lagi bintang film yang ngetop-ngetop kebanyakan, tapi sekarang lebih ke endorsement yang sama-sama milenial, saya fikir mereka punya gaya yang beda dari gaya iklan yang dulu,” terang Lana.
Harus memahami selera kekinian, siapa yang menjadi market segmennya harus jelas, kata Lana saat ditanya inovasi seperti apa yang baik untuk bagi para brand. Lana juga meneruskan, “Kalau misalnya tidak sesuai dengan market segmennya juga akan salah arah, yang saya lihat beberapa produk itu kan sebetulnya punya segmen market tertentu, seperti brand mie instan Indomie misalnya, saya gak yakin tuh milenial memperhatikan itu brand Indomie, tapi mereka makan mie tersebut dengan cara yang beda, kaya sekarang lagihappening makan indomie dengan topping seperti rendang atau keju yang buat jadi mahal.”
Intinya, Lana mengucapkan, “Syarat untuk melakukan inovasi di era digital dengan baik adalah bisa diakses di gadget mereka, segmennya itu ke siapa? kalau memang targetnya untuk segmen yang usia 40 tahun keatas contohnya, ya lewat koran atau iklan televisi maih bisa,” tutup Lana.
