Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) Universitas Trisakti mengadakan seminar “Kisah Sukses Mantan Pedagang Kerupuk dan Tips Bisnis Daftar HKI Merek Dagang” di Fakultas Ekonomi Kampus A Usakti, Jakarta pada Rabu (31/7).
Acara tersebut bertujuan untuk memberikan penyuluhan kepada mitra UMKM IBT Usakti dan juga masyarakat umum supaya mendaftarkan merek dagang mereka agar bisa mendapatkan Hak Kekayaan Interlektual atau HKI.
Kepala IBT Usakti Erie Riza Nugraha mengatakan peran aktif civitas akademika tersebut merupakan salah satu langkah nyata mewujudkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa naik kelas.
IKLAN INFOBRAND.ID
“Inkubator Bisnis Teknologi Usakti berusaha membuka peluang kepada siapa pun para pelaku usaha rintisan untuk bisa naik level dan tidak hanya menjadi UMKM konvensional saja. Caranya bagaimana? Bisa dengan go online maupun mendaftarkan mereknya untuk mendapatkan HKI seperti seminar hari ini,” ujarnya kepada INFOBRAND.ID.
Menurutnya, upaya melindungi merek dagang merupakan satu hal yang krusial. Pasalnya, merek dagang merupakan salah satu aset yang bisa dimanfaatkan untuk menggenjot penjualan. Selain itu, merek dagang juga dapat menjadi identitas pembeda dari produk serupa yang ada di pasaran.
“Nah, pada sistem negara kita, HKI ini diakui berdasarkan siapa pihak yang pertama kali mendaftar. Kalau misalnya kita punya usaha dengan brand tertentu yang ternyata sukses, lalu kita ingin mendaftarkannya untuk memperoleh HKI tetapi ternyata sudah ada yang memiliki, itu bisa jadi masalah,” tuturnya.
Untuk itu dia berharap kepada para peserta seminar yang hadir agar mulai memikirkan dan melakukan action dengan mendaftarkan merek dagangnya masing-masing guna menghindari potensi negatif dikemudian hari.
Erie mencontohkan, dia langsung mendaftakan merek usaha rajamotoronline.com yang dimilikinya pada tahun pertama berdiri, karena sadar betul peluang bisnis serta potensi masalah yang bisa terjadi.
IKLAN INFOBRAND.ID
“Saya mendirikan usaha itu pada 1996, dan pada tahun yang sama saya langsung daftarkan. Karena HKI merek itu berlaku 10 tahun, jadi saya sudah dua kali perpanjang,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia sekaligus Konsultan HKI Ranggalawe Suryasaladin mengungkapkan bahwa banyak pelaku UMKM yang belum mendaftarkan merek dagangnya untuk mendapatkan KHI.
“Disini saya melihat kurangnya kesadaran dari para UMKM yang belum mengetahui bahwa dia sebesarnya dia punya kekayaan atau aset secara intelektual, kurang awareness-lah” paparnya.
Selain itu, di juga menyebut bahwa banyak pengusaha yang mem-brend dagangannya tanpa melakukan riset maupun pencarian terlebih dahulu atas lebel bisnis. Hal tersebut dinilai cukup penting dalam penamaan merek guna menghindari identitas yang sama dengan produk sejenis.
“Untuk itu saya berharap kedepannya akan semakin banyak para pelaku usaha yang bisa segera memiliki sertifikat HKI atas merek dagangnya,” terangnya.
IKLAN INFOBRAND.ID
Dalam catatan Rangga, terdapat beberapa urgensi mengapa para pelaku UMKM harus segera memiliki sertifikat HKI. Seperti, peningkatan kemampuan kompetisi usaha, meningkatkan akuntabilitas pembukuan, serta dapat memberikan manfaat ekonomi di masa mendatang.
Pengusaha karpet asal Jawa Timur Agus Daisuke yang juga menjadi salah satu pembicara pada seminar itu mengaku, cukup terbantu dengan sejumlah materi yang disajikan sebagai bahan diskusi pada acara tersebut. Menurutnya, tema yang diangkat bisa dijadikan acuan dalam mengelola bisnis secara lebih profesional lagi.
“Saya sebagai pelaku usaha akhirnya jadi tahu bahwa Hak Kekayaan Intelektual suatu merek itu sangat penting bagi kelancaran bisnis,” katanya.
