INFOBRAND.ID-Berdiri sejak tahun 2009, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang makanan pendamping ASI terus berkembang. Berawal dari dari kepedulian orang tua yang ingin memberikan makanan terbaik bagi anaknya, perusahaan dengan merek dagang NAYZ pun menjadi produk yang berbeda dan unggul dari merek lain.
Lutfiel Hakim, CEO PT Hassana Boga Sejahtera Tbk mengungkapkan, yang membedakan NAYZ dengan yang lain adalah positioning produk yang hadir sebagai produk homemade, mengajak para ibu untuk memasak makanan untuk sang buah hati. Karena saat memiliki anak setiap orang tua ingin memberikan memori yang indah, dengan memberikan nutrisi terbaik. Dan NAYZ mengusung value produk organik yang memiliki kecukupan mikro nutrien, yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.
Dengan positioning yang dihadirkan, produk NAYZ diterima dengan baik oleh market, membuat bisnisnya terus berkembang. Diproduksi dari pabrik di BSD dengan kapasitas produksi 500 ribu pcs per bulan, produknya saat ini telah merambah kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Lutfiel meyakini, bisnis Makanan Pendamping ASI memiliki potensi yang sangat besar ke depannya. Potensi itu dapat dilihat dari angka kelahiran yang besar, mencapai sekitar 5 juta per tahun, meningkatnya angkatan kerja yang mendorong daya beli masyarakat, serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dengan produk produk yang sehat.
“Melihat di negara maju, yang mahal adalah waktu. Rela membeli mahal karena membeli waktu. Itu juga akan menjadi tren ke depan. Orang akan ingin lebih hemat dari sisi waktu, tapi lebih baik dari sisi kesehatan,” ungkap Lutfiel.
Seiring dengan perkembangan bisnis dan pasar, PT Hassana Boga Sejahtera optimis untuk mencari pendanaan di pasar modal dengan melakukan Intial Public Offering (IPO) pada 31 Januari 2023 lalu. Dalam kesempatan tersebut, perusahaan menawarkan 510 lembar saham, dengan dengan nilai Rp10 rupiah per lembar saham, untuk mendapatkan dana Rp51 miliar.
Dari dana yang didapatkan, akan digunakan oleh perusahaan untuk membeli lahan sekaligus pembangunan pembangunan pabrik baru yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor sebesar Rp4,21 miliar. Dan sekitar Rp30 miliar untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik. Sisanya akan digunakan perseroan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional perusahaan.
Menariknya lagi, dari bisnisnya, NAYZ juga memberikan peluang kerjasama dan bisnis bagi masyarakat, seperti menjadi suplier bahan baku, menjadi distributor, dan agen penjualan produk NAYZ yang semakin diminati oleh masyarakat.
Menurut Lutfiel, NAYZ lahir dari masyarakat, memiliki value kolaboratif. Saat ini ada perusahaan memiliki 1.400 titik kemitraan dengan para ibu, 99% para ibu. Jaringan tersebut dikembangkan oleh para ibu-ibu agar mereka dapat berjualan produk NAYZ.
”Yang unik, dari 1.400 titik itu awalnya adalah pembeli. Dan begitu mengetahui produknya baik, mereka berminat untuk melakukan penjualan kembali, dan akhirnya menjadi mitra,” jelas Lutfiel.