INFOBRAND.ID-Tahun 2024 menandai titik balik yang signifikan bagi industri retail dan ekonomi digital di Indonesia. Pasca-pandemi COVID-19, sektor ini menunjukkan pemulihan yang cukup menggembirakan meskipun tantangan masih tetap ada. Dalam acara 5th Annual INFOBRAND SUMMIT 2025 yang berlangsung di Ballroom The Sultan Hotel Jakarta pada Kamis (15/01), berbagai narasumber berbagi pandangan optimistis mereka terkait masa depan sektor retail, dengan Sugiyanto Wibawa, Deputi 4 Kebijakan Publik HIPPINDO, sebagai salah satu pembicara utama.
Sugiyanto Wibawa mengungkapkan optimismenya terkait sektor retail yang mulai pulih pasca-pandemi. Menurutnya, beberapa pusat perbelanjaan di kota-kota besar, seperti Alam Sutra di Tangerang dan mal di Pekanbaru, mengalami lonjakan jumlah pengunjung hingga 12% lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Hal ini menandakan adanya kebangkitan sektor retail di tengah era pemulihan ekonomi.
"Tahun 2024 ini sudah over dan teman-teman kita seperti di Pakuon dan Agung Sedayu semuanya juga mengatakan bahwa mereka sudah kembali ke kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sulit akibat COVID-19," jelas Sugiyanto dalam presentasinya di acara tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun sektor retail secara keseluruhan menunjukkan pemulihan yang baik, masih ada beberapa peritel yang menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Salah satu topik penting yang disoroti dalam acara INFOBRAND SUMMIT 2025 adalah pentingnya strategi dual channel dalam sektor retail. Sugiyanto Wibawa menjelaskan bahwa mengoptimalkan kedua kanal distribusi—online dan offline—secara bersamaan adalah kunci untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Pandemi telah mempercepat tren digitalisasi yang sudah berlangsung sebelumnya, dan kini banyak peritel yang memahami pentingnya hadir di dunia maya sembari menjaga eksistensi di dunia fisik.
"Para peritel yang dapat memadukan keberadaan mereka secara online dan offline akan dapat menciptakan pengalaman belanja yang lebih komprehensif bagi konsumen, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan yang lebih baik di masa depan," tambah Sugiyanto dalam acara yang dihadiri oleh pelaku industri retail dan ekonomi digital ini.
Meskipun ada sinyal positif dalam pemulihan sektor retail, Sugiyanto juga menyadari bahwa tantangan besar tetap harus dihadapi. Salah satunya adalah masalah ketahanan supply chain yang masih rapuh, mengingat tingginya ketergantungan pada produk impor. Selain itu, kompetisi ketat di pasar digital dan meningkatnya biaya logistik turut memberikan tekanan lebih bagi para pelaku usaha.
Namun, meski ada tantangan tersebut, Sugiyanto tetap optimistis. "Kami percaya bahwa sektor retail akan terus berkembang, terutama dengan semakin berkembangnya ekonomi digital dan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia," ujarnya, menunjukkan keyakinannya bahwa sektor retail dapat mengatasi tantangan dan terus maju.
Secara keseluruhan, sektor retail Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menggembirakan. Meskipun masih ada beberapa peritel yang harus beradaptasi dengan cepat, tren yang ada saat ini menunjukkan bahwa sektor ini dapat bangkit kembali dengan mengoptimalkan digitalisasi dan meningkatkan keberadaan baik secara online maupun offline.
Dengan adanya strategi yang tepat, tantangan yang ada dapat diatasi, dan pertumbuhan sektor retail dan ekonomi digital Indonesia bisa terus berkembang positif menuju 2025.
Optimisme ini, seperti yang disampaikan oleh Sugiyanto Wibawa dalam acara 5th Annual INFOBRAND SUMMIT 2025, memberikan harapan besar untuk masa depan sektor retail di Indonesia.