Mendorong Penerapan Creating Shared Value (CSV) untuk Keberlanjutan Bisnis dan Sosial
Posted by: Alvin Pratama | 13-02-2025 08:59 WIB | 806 views

INFOBRAND.ID-Dalam dunia bisnis modern, menciptakan keberlanjutan bukan hanya menjadi tren, tetapi juga kebutuhan strategis untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Konsep Creating Shared Value (CSV) hadir sebagai pendekatan inovatif yang mengintegrasikan pertumbuhan bisnis dengan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. CSV mendorong perusahaan untuk tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga menciptakan nilai bersama yang memberikan dampak nyata dan berkelanjutan.
Melalui praktik CSV, perusahaan dapat membangun sinergi antara kepentingan bisnis dan kebutuhan sosial. Dengan mengidentifikasi peluang yang melibatkan masyarakat sebagai mitra, bukan sekadar penerima manfaat, perusahaan dapat merumuskan strategi yang lebih inklusif dan produktif. Inovasi produk, efisiensi rantai pasokan, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat menjadi pilar utama keberhasilan implementasi CSV.
Menurut Daniri Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance sekaligus pakar Good Corporate Governance, CSV adalah upaya penciptaan nilai manfaat bersama antara perusahaan dan para pemangku kepentingannya. Pendekatan ini dimulai dengan memetakan kepentingan masing-masing pihak, termasuk perusahaan, masyarakat, dan lingkungan.
"CSV dirancang untuk menciptakan sinergi optimal melalui pendekatan 3P’s (Profit, People, Planet), guna mendukung pencapaian target perusahaan sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap Sustainable Development Goals (SDGs)," jelas Daniri.
Daniri menegaskan perbedaan mendasar antara CSV dan CSR. CSR lebih bersifat filantropis dan sering kali dipandang sebagai tanggapan atas tekanan eksternal, sementara CSV adalah strategi bisnis integral yang berorientasi pada profitabilitas sekaligus keberlanjutan sosial. "CSV tidak dibatasi oleh anggaran khusus, melainkan menyatu dengan biaya operasional perusahaan," tambahnya.
Achmad Daniri menyebut beberapa contoh sukses penerapan CSV di Indonesia, seperti Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) yang meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS). Sistem ini meningkatkan efisiensi dan kepercayaan pasar melalui otomasi perdagangan. Selain itu, Jakarta melalui program Jak Lingko juga berhasil menciptakan nilai bersama dalam sektor transportasi publik, yang berujung pada penghargaan Sustainable Transportation Award 2021.
Daniri menyoroti tantangan utama dalam menerapkan CSV di Indonesia, yaitu bagaimana mengintegrasikan konsep ini ke dalam strategi bisnis tanpa mengganggu profitabilitas. "Perusahaan harus mampu memandang tantangan sosial sebagai peluang bisnis," ujarnya. Dia juga menekankan pentingnya inovasi teknologi dan pendekatan manajemen untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sekaligus menciptakan dampak sosial positif.
Daniri menjelaskan bahwa CSV memainkan peran kunci dalam mendukung pencapaian SDGs. "Dengan meningkatkan kinerja institusi dan kesejahteraan masyarakat, CSV memberikan dampak positif dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup," kata Daniri.
Menurut Daniri, semua sektor memiliki potensi untuk mengadopsi CSV, asalkan perusahaan mampu memetakan kepentingan pemangku kepentingan. Beberapa contoh program sukses termasuk inisiatif dari PT Pertamina dengan Pinky Movement dan PT Jasa Raharja dengan program Traffic Hero & Youth Traffic Innovation.
Daniri mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah mendukung penerapan CSR melalui peraturan. Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan lebih progresif diperlukan untuk mendorong CSV. "Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan dunia usaha menjadi kunci," ujarnya. Sebagai contoh, Nestlé bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk pengembangan teknologi bibit unggul kakao melalui Somatic Embryogenesis.
Kepemimpinan memiliki peran krusial dalam memastikan keberhasilan CSV. Pemimpin perusahaan harus menjadi teladan, menyiapkan agen perubahan, dan menciptakan budaya inovasi di seluruh tingkat organisasi. "Ini bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga bagaimana kepemimpinan mampu menanamkan nilai-nilai CSV dalam setiap aspek operasional perusahaan," pungkas Daniri.
Dengan konsep CSV, Achmad Daniri percaya bahwa perusahaan dapat menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan bisnis dan kontribusi sosial. Melalui inovasi, kolaborasi, dan kepemimpinan yang visioner, CSV dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan sosial sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia.
Baca berita lainnya di Google News