Bisnis Berbasis Bahan Alam Untuk Berantas Sampah Plastik di Bali
Posted by: Alvin Pratama | 05-03-2025 08:45 WIB | 446 views

INFOBRAND.ID-Pulau Bali terkenal indah dengan berbagai destinasi pantai birunya yang cantik menawan. Namun Pantai Berawa, dekat tempat tinggal Annette S.Ratman, justru kedapatan sampah plastik yang tertumpuk di beberapa sudut bibir pantai.
Belum lagi kala musim hujan, gelombang samah itu datang membludak. Seketika pemandangan indah di Pantai Berawa menjadi sirna di mata Annette.Annette pun bergerak membawa perubahan. Dia mengingat-ingat kembali masa kecilnya yang saat itu masih menggunakan bahan alami seperti lerak dari abu untuk kebutuhan mencuci piring. Dalam hati Annette, dirinya benar-benar ingin membawa spirit kebermanfaatan dari bahan-bahan alam yang ada di sekitarnya.
Akhirnya pada 2018, Annette bersama rekannya memulai PT IbuBumi Sejahtera, sebuah bisnis produk ramah lingkungan dengan jenama IbuBumi. Kantor perusahaan dan pabrik yang berdiri di Badung, Bali, membidik konsumen turis luar negeri dan juga masyarakat lokal. Meski begitu, IbuBumi mulai memperkenalkan diri di Jakarta, sedikit demi sedikit.
Kini, Annette sudah berhasil menelurkan lebih dari dari 50 varian produk IbuBumi dengan kategori perawatan untuk pribadi, rambut, mulut hingga perawatan khusus rumah tangga dan hewan peliharaan.
Mayoritas produknya memakai essential oil base. Kemudian ada juga kandungan coconut oil, biji tengkawang, bubuk arang, kayu cendana, kemenyan, serai dan masih banyak lagi. Annette menuturkan bahwa Indonesia sangat kaya akan kandungan alam yang bisa dipakai dalam pengolahan produk ramah lingkungan.
Adapun produk yang paling digemari konsumen: shampoo conditioner bar, sinar mentari (wajah) dan sabun cuci piring. “Semua produk akan dikembalikan (ke IbuBumi) untuk dibersihkan lalu dipakai kembali. Beberapa ada juga yang dibawa ke salah satu teman di Bali, untuk diolah menjadi produk lain. Jadi ada recycle,” tutur Annette.
Produksi Sesuai Kebutuhan
Sebagai bisnis ramah lingkungan, IbuBumi tak bisa asal memproduksi. Misalnya untuk varian produk Moist Spray hanya diproduksi 500-1000 pieces per bulannya. Sebab Annette tak ingin produk yang sudah dibuat, masih tersisa dan akhirnya dibuang begitu saja.
“Per produk diproduksi berdasarkan kalkulasi penjualan tiap bulan agar tidak ada waste. Kalau ada waste, itu tidak bagus untuk kami sendiri karena mau dibuang ke mana,” ucapnya.
Penjualan IbuBumi dilakukan secara luring dan daring. Untuk luring, IbuBumi memiliki showroom di Berawa, Bali kemudian ada juga yang didistribusikan di toko hingga supermarket. Lalu IbuBumi juga bermitra dengan sejumlah hotel dan villa di kawasan Bali. Mayoritas mitra bisnis IbuBumi memilih wholesale atau beli putus dan melakukan kontrak penjualan.
Annette mengatakan penjualan laring lebih tinggi ketimbang daring. Menurut pengamatan Annette, para pelanggan lebih suka datang ke toko lantaran adanya pengalaman bagi mereka untuk mencoba dan merasakan langsung produk-produk IbuBumi. Sementara penjualan daring, IbuBumi hadir di Tokopedia, Shoppee hingga situs resmi.
Dalam strategi pemasaran, IbuBhumi menggunakan media sosial Facebook dan Instagram. Sebagai ibu rumah tangga, Annette masih mempelajari berbisnis lewat Tiktok. “Mungkin harus belajar (media sosial) dari anak-anak (generasi sekarang). Jadi saya dan lima rekan yang menjalankan keseluruhan bisnis IbuBumi. Kami sebagai seorang ibu, harus membagi waktu untuk berbisnis dan keluarga,” pungkasnya.
Baca berita lainnya di Google News