INFOBRAND.ID, JAKARTA - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Balangan di Kalimantan Selatan untuk mewujudkan desa bebas stunting. Program ini difokuskan pada Desa Lok Batung serta lima desa lainnya—Desa Aniungan, Puyun, Murung Ilung, Tariwin, dan Kasai—yang masing-masing hanya memiliki satu atau dua balita mengalami stunting.
"Penanganan stunting membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, dan media. Kami berharap kolaborasi ini dapat mempercepat pencapaian target yang telah ditetapkan pemerintah," ujar Okty Damayanti, Divisional Head CSR PT Adaro Energy Indonesia Tbk, dalam keterangan persnya di Jakarta pada Selasa.
Sejak 2022, Adaro telah berkomitmen untuk mengurangi angka stunting di sekitar wilayah operasionalnya. Melalui program corporate social responsibility (CSR), perusahaan mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting guna menciptakan generasi unggul yang mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.
"Masalah stunting memerlukan kolaborasi menyeluruh untuk memastikan semua aspek terkait dipersiapkan dengan baik," tambahnya.
Selain intervensi langsung untuk peningkatan gizi dan kesehatan, penanganan stunting juga mencakup intervensi sensitif seperti penyediaan akses ke air bersih, sanitasi, dan pilar lain yang termasuk dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Budiono Subambang, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam penanganan stunting di Indonesia. Sektor swasta memiliki sumber daya, kapabilitas, dan jangkauan yang penting untuk menurunkan angka stunting.
"Menangani stunting melalui CSR tidak hanya merupakan tanggung jawab moral perusahaan, tetapi juga investasi strategis yang memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan, masyarakat, dan negara," jelas Budiono.