Dengan bangga Donny Erfan, Head Of Remittance PT Witama Tunai Mandiri, penyedia jasa keuangan non bank mengatakan, “ Ini penghargaan kedua yang kami terima tahun ini. Memang kita lumayan agresif. Sepertinya TrueMoney sudah berhasil di segmen jasa remitansi di luar bank,”.
Menggunakan strategi keagenan hingga 16 ribu jaringan dalam kurun waktu 2 tahun membuat gaung brand TrueMoney ada dimana-mana.
Dan setahun belakangan ini TrueMoney mulai melirik remitansi karena ceruk pasarnya masih besar. Diakui Donny, meski baru seumur jagung, tetapi penetrasi produk remitansinya mendominasi di pasar domestik. Apalagi saat ini dengan pola digital dari aplikasi TrueMoney memungkinkan pelanggan mengirim uang ke bank atau menarik uang melalui jaringan di Minimarket Alfamart. “Kami punya banyak partner seperti Alfamart. Cara ini cukup antusias masyarakat yang tinggi karena Alfamart gerainya ada dimana-mana di setiap pojokan jalan. Mengirim uang jam 10 malam juga masih bisa”paparnya.
Sesuai dengan positioningnya sebagai lembaga unbank, TrueMoney menyasar kelas C, D dan E. “Beberapa waktu lalu kami lakukan survey, kenapa sih mengirim pakai TrueMoney? Ternyata salah satunya adalah mereka , yang mengirim dan penerima kiriman tidak punya rekening bank. Mereka juga ingin mendapat layanan yang sama seperti bank, yang cepat, real time, realible, dan sebagainya,”terang mantan Head of Remittance and Readiness PayPro Indonesia ini.
TrueMoney Indonesia juga sudah membangun jaringan ke luar negeri, bekerjasama dengan Ascend dari Korea. Segmen pasar yang dituju diantaranya para TKI –Tenaga Kerja Indonesia--. “ Konsentrasi kami tahun ini di pasar domestic remitance dan tahun depan mulai mengejar pasar luar negeri. Platform yang sama akan kami terapkan di pasar internasional,”tambah Donny.
Donny mengaku punya ‘tim cicak’ di lapangan yang gencar melakukan aktifitas branding. Ada lokasi-lokasi tertentu yang dijadikan ‘Kampung TrueMoney” yang bernuansa orange dengan branding yang full eye catching.
Daerah potensial TrueMoney saat ini adalah Jabodetabek, Cirebon, Indramayu dan beberapa daerah yang masyarakatnya banyak bekerja di luar negeri. Tak hanya transaksi dari daerah ke daerah atau negara ke negara lain, adapula ditemui patron transaksi di satu daerah yang sama menggunakan layanan TrueMoney. “Masih dalam satu kota, mereka bekerja dan tidak punya rekening bank, itulah yang pemakai jasa TrueMoney,”ujar Donny yang malam itu mengenakan kaos berlogo TrueMoney.
Menurut Donny, pihaknya sudah mendefinisikan siapa target pasar yang dituju dan dengan begitu aktifitas pemasarannya fokus mengejar target pasar itu. Kebiasaannya apa, jalannya kemana, kesehariannya apa, kebutuhannya apa, baru gencar dengan aktifitas marketing terhadap target yang mau kita desain.
“Yang punya rekening bank bukan target kami. Ada yang punya rekening bank, ketika disurvey rekeningnya tidak dimaintain. Di Jakarta tidak kelihatan, tapi di target market kami di pinggiran kota, kami gempur 360 derajat dengan strategi pemasaran yang gencar lewat online juga offline ke media massa seperti media cetak dan radio. Benar-benar di segmen yang dituju. Digital marketing sekitar 60%, diikuti dengan kegiatan off line nya. Jadi kami punya tim di lapangan yang cukup kuat,”papar nya.
TrueMoney membangun komunitas-komunitas yang secara intens berinteraksi dengan tim marketingnya, melakukan sosialisasi, memperkenalkan jasanya bahwa ada cara gampang kalau tak punya rekening bank dengan melakukan navigasi aplikasi TrueMoney atau datang ke lokasi partner TrueMoney.
Bicara digital marketing, sebagian orang menganggap target sasarannya adalah milenial. Lalu bagaimana dengan TrueMoney? Donny menjawab,“Perspektif kami adalah remittance. Pertama, milenial belum punya penghasilan. Sementara kami sudah langsung targetkan yang kami tuju siapa. Yang berpenghasilan dan sudah berkeluarga sementara mereka unbank. Sekarang hampir semua orang punya handphone. Penetrasi produk smartphone di Indonesia sudah mencapai 40% dari total penduduk. Jadi, dikenalkan aplikasi juga tidak terlalu gagap”.
Bertempat di Shangri-La Hotel Jakarta, 2 November lalu PT Wijaya Karya Industri Energi (Wika) untuk kedua kalinya mendapat penghargaan di kategori produk Water Heater dan Pemanas Air Tenaga Surya pada ajang Indonesia Digital PopularBrand Award (IDPBA) 2018 yang diselenggarakan TRAS N CO Indonesia bekerjasama dengan Infobrand.id dan IMFocus Digimarketing.
Di bawah unit bisnis konversi energi, Wika memiliki produk Water Heater, Solar Water Heater (pemanas air energi tata surya), HeatPump, Aircon Water Heater (awh) dan photo voltaic system (PV).
Marketing Manager PT Wika Karya Industri Energi (Wika), Firmansyah mengklaim saat ini produk Wika swh (Wika Solar Water Heater) menguasai sekitar 35% pasar Solar Water Heater di tanah air. “Dari sisi brand, kami sudah cukup mengakar sejak 1987. Saat ini pesaing utama ada tiga merek. Tapi sampai sekarang kami masih sangat confidence,” imbuh Firmansyah. “Anehnya meski di Jakarta cuacanya panas, tapi pasar terbesar di Jakarta. Pasar terbesar Wika swh berada di wilayah Jakarta, Bandung dan Surabaya,”tegasnya.
Lebih lanjut ditambahkan, Wika memiliki tiga segmen untuk memasarkan produk-produk konversinya. Yakni membidik segmen perumahan/kapasitas reguler/kecil dan segmen berkapasitas besar (industri dan bangunan) untuk produk Solar Water Heater (SWH) dan Air Water Heater (AWH)
Di segmen reguler, selain segmen perumahan (ritel) ada segmen komersial kecil seperti hotel, salon, villa/bungalow, restoran dan tempat fitnes yang menggunakan swh dan awh. Sementara di segmen komersial dengan kapasitas besar, terbagi lagi ke dalam tiga segmen yakni gedung lantai tiga ke atas seperti hotel, rumah sakit dan spa, kedua industri dan ketiga kolam renang air hangat.
Dalam membangun strategi promosi, Wika menggunakan single image yang dibangun dari lini produsen hingga distributor menggunakan satu imej.
Dan kini, kegiatan marketing Wika dalam masa transisi untuk go digital. Selain distributor yang berselancar melalui social media, search enginee dan website nya, sebagai principal, Wika juga memaksimalkan digital marketingnya secara interaktif baik melalui website, social media dan search enginee.
“Kami punya tim digital media khusus dan konten-konten itu menjadi brain storming mereka yang pegang digital media,”ujar Firmansyah disela-sela penganugerahan IDPBA 2018.
Setiap distributor berperan di wilayahnya masing-masing dengan pendekatan kanvasing dan aktifitas promosi below the line.
Dari segi usia , Wika membidik pasar usia 30-40 tahun melalui digital marketing. Sementara pasar usia 50 tahun masih perlu disentuh dengan pendekatan lama melalui strategi promosi below the line dan melakukan kanvasing.
Secara prinsip pemilihan medianya yang berbeda dibandingkan beberapa tahun silam. Branding tetap dikuatkan. Namun, bila dulu kuat main di majalah, koran dan televisi, sekarang Wika pemanas air dan Wika swh bergeser ke ranah digital. “Dari segi biaya lebih murah dan kita buat konten yang bisa sampai dengan cepat dan kami bisa mengukur aktifitasnya. Dari segi demografi dan segmentasinya lebih cepat terukur,”terang Firmansyah.
Dengan marketing digital kami menggunakan search enginee, sosial media. Berbeda ketika kita membangun brand melalui radio televisi dan koran yang ketika kita ingin mengukur kesuksesannya mereka tidak bisa memberikan data. “Saat ini komposisi aktifitas digital marketing dengan tradisional marketing 70:30. Sebaliknya distributor dominan aktifitas promosinya melalui lini below the line 60% dan digital marketing 40%,”tambahnya. [] Siti Ruslina
Daftar Brand peraih penghargaan Indonesia Digital Popular Brand Award 2018:
Confidence (Kategori Adult Diapers)
Sweety (Kategori Popok Bayi)
GS Astra (Kategori Aki)
True Money (Kategori Jasa Pengiriman Uang Non Bank)
Pegadaian (Kategori Gadai)
Pegadaian Syariah (Kategori Gadai)
Selection (Kategori Kapas Kecantikan)
WikaWH (Kategori Water Heater & Pemanas Air Tenaga Surya)
Polytron (Kategori Dispenser Listrik)
Oxone (Kategori Pisau Dapur, Panci Presto, Mixer, Juicer, dan Pemanggang Roti)
Blanco (Kategori Kitchen Sink)
Good Day (Kategori Kopi Kemasan Siap Minum)
Insto (Kategori Obat Tetes Mata)
Fruit Tea (Kategori Teh Kemasan Botol)
Teh Botol Sosro (Kategori Teh Kemasan Botol)
Terry Palmer (Kategori Handuk)
Merah Putih (Kategori Handuk)
Campina (Kategori Toko & Counter Es Krim)
Pos Indonesia (Kategori Jasa Pengiriman Uang Non Bank)
Fiesta (Kategori Sosis)
My Baby (Kategori Tissue Basah, Cologne Bayi, Bedak Bayi, Shampoo Bayi, Baby Lotion, Sabun Mandi Bayi, Baby Oil, Minyak Telon, Minyak Rambut Bayi)
SOS (Kategori Cairan Pembersih Lantai)
Hannochs (Kategori Lampu LED)