PT MRT Jakarta melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Seoul Metro terkait kerjasama pengembangan kapasitas operasi dan pemeliharan kereta ibu kota.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan balasan benchmarking jajaran perseroan ke Korea Selatan pada Juli lalu.
“Kami melihat bahwa Seoul Metro sebagai salah satu operator kelas dunia yang sudah sangat berpengalaman. Untuk itu, sebagai operator MRT yang tergolong masih baru perlu bagi kami untuk mendapatkan pengetahuan dari keandalan operasional mereka,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (15/8).
Menurut dia dengan kehandalan mengelola delapan jaringan dan 340 kilometer jalur, Seoul Metro merupakan partner yang tepat untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan dalam urusan transportasi urban.
Adapun, ruang lingkup nota kesepahaman ini meliputi pengeksplorasian dalam pengembangan pengoperasian dan pengelolaan pusat kendali operasi (OCC), pengembangan kemampuan perawatan rolling stock dan depo, dan pengembangan pengetahuan atas kemampuan SAMBA (Smart Automatic Mechanical Big data Analysis-system).
Kemudian, pengelolaan automatic fare collection (AFC), serta berbagai kegiatan knowledge sharing terkait lainnya. Rencananya kolaborasi Indonesia dan Korea Selatan ini akan berlaku selama dua tahun ke depan.
Hadirnya MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan salah satu solusi mengatasi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.
Untuk diketahui, Seoul Metro dikenal sebagai peraih penghargaan Operational and Technological Excellence dari UITP (Union Internationale des Transports Publics) adalah the International Association of Public Transport untuk proyek "Introducing Observer Pattern-based system for failure prediction of railway facilities”