Sejak marak bermunculan aplikasi mobile di Indonesia, membuat perusahaan berlomba-lomba adu ide dan kreatif membuat sebuah layanan berbasis aplikasi smartphone dengan berbagai fitur kemudahan bagi para pengunduhnya. Tentunya, hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi sejumlah perusahaan dalam meningkatkan salesnya yang ditempuh melalui aplikasi mobile. Benarkah pembuatan aplikasi mobile bagi sebuah brand bisa meningkatkan sales mereka?
Konsultan bisnis senior serta Business Coach dari FORCE ONE, Mindiarto Djugorahardjo menilai bahwa sebuah aplikasi mobile dapat mendongkrak sales sebuah perusahaan. Meski begitu, Mindiarto juga menjelaskan tentang beberapa syarat yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan aplikasi mobile. “Bisa! Namun sangat ditentukan oleh beberapa hal seperti kekuatan produk tersebut, jumlah konsumen dan pengguna aplikasi, kekuatan komunikasinya, kesiapan menciptakan konsumen baru serta kesiapan kolaborasi dan sinergi,” katanya kepada INFOBRAND.ID.
Mindiarto menambahkan, efektifitas penggunaan aplikasi mobile sangat bagus diterapkan bagi brand-brand pendatang baru atau No branded guna memasarkan dan mengenalkan produk-produknya kepada konsumen. Pasalnya, hal ini cukup berpengaruh terhadap Corporate Branding sebuah perusahaan asalkan tetap menjalankannya sesuai dengan strategi yang baik.
“Pasti ada pengaruhnya selama proses komunikasinya tepat sesuai dengan strategi perusahaan jika yang diharapkan sebgai endorsement-nya adalah perusahaan yangdapat menciptakan keberhailan produk. Namun jika sasarannya adalah langsung ke Brand maka tentunya Pengaruh Brand Awareness akan lebih kuat dibanding ke Corporate Brand-nya.” Katanya.
Saat ini banyak perusahaan yang menampilkan aplikasi mobile dan sepintas terkesan “Latah” atau ikut-ikutan tanpa memahami betul bagaimana cara membuat aplikasi mobile yang baik. Karena itu, pria kelahiran Bandung 24 Juni 1959 ini mengimbau kepada perusahaan atau brand agar hal ini ditangani secara serius. “Sehingga bukan hanya oleh tim ahli digital atau IT namun perlu juga memahami pemasaran sesuai dengan segmentasi terutama Demografi dan Psikografinya yang menjadi pengguna aplikasi tersebut,” jelasnya.
Agar diterima oleh banyak pengguna smartphone, Mindiarto mengungkapkan bahwa sebuah aplikasi mobile juga harus membuat iklan yang baik dan memenuhi beberapa poin agar tercipta sales yang baik saat aplikasi tersebut dijalankan. “Konten iklannya harus user friendly, simple and easy to understand, bahasa millennial dan gaya youtubers. Selain itu aplikasi mobile harus bisa memanfaatkan konsumen untuk menggunakan mobile tersebut tergerak panca inderanya terutama 3 indera yang dapat diaplikasikan melalui mobile apps yani Feel-Thinks-Act,” ucapnya.