JAKARTA, INFOBRAND.ID – Ayam geprek masih menjadi tren kuliner olahan ayam dengan jumlah penggemar yang terus bertambah. Karena potensinya bagus, tak heran kalau ayam geprek hingga saat ini masih memiliki magnet kuat untuk menarik pelaku usaha. Salah satunya Dovi Toberto dengan brand Ayam Hootz.
Meski sudah berdiri sejak tiga tahun lalu (2016-red), tapi baru tahun ini Dovi mulai berani mengembangkan bisnisnya itu melalui jalur kemitraan. Alasannya, untuk memperkuat fondasi bisnisnya terlebih dahulu sehingga dapat membawa kesejahteraan untuk para mitranya kelak.
Adapun nilai investasi yang harus disiapkan calon investor mulai dari Rp75 juta untuk konsep kios, Rp150 juta untuk konsep mini resto dan Rp250 juta untuk konsep resto. “Kekuatan dari brand kami adalah memiliki rumah potong ayam sendiri di Solo. Sementara gudangnya ada di Jakarta,” kata Dovi saat berbincang dengan INFOBRAND.ID di pameran franchise akhir pekan lalu di Jakarta.
Mitra dikenakan biaya royalti sebesar 2-5 persen, tergantung dari besaran omset yang didapat mitra. Royalti baru akan diberlakukan setelah mitra sudah balik modal yang idealnya adalah 8 bulan. Sementara omset yang bisa didapat setiap harinya mencapai Rp1,3 jutaan dengan penjualan 15 ekor ayam.
“Revenue stream itu sudah pasti ada. Apalagi sekarang jamannya online yang bisa mengerek 40 persen dari penjualan. Jadi jual 15 ekor ayam itu sangat mudah. Di pusat (Cakung-Jaktim) sehari itu bisa jual 40 ekor ayam,” ujarnya.
Ayam Hootz sendiri memiliki beberapa menu dengan lima varian saus seperti blackpepper, barbeque, bombaya, keju-cheddar, mozzarela. Untuk harganya berkisar dari Rp8000 sampai Rp15 ribuan, diluar topping.
Untuk informasi lebih lanjut terkait kemitraan Ayam Hootz, silahkan hubungi 0813 8338 2281