Menyajikan konten menarik dan interaktif menjadi komitmen PT SHARP ELECTRONICS INDONESIA dalam membangun engagement publik. Strategi tersebut terbukti jitu hingga akhirnya SHARP Indonesia menjadi salah satu brand yang terus melekat di hati masyarakat.
SHARP Indonesia memang sudah lama memanfaatkan media sosial untuk mengkampayekan program – programnya. Yang paling efektif adalah ketika perusahaan ini membuat program brand activation dan menggunakan sosial media sebagai platformnya, hasilnya pun selalu memuaskan.
Saat ini SHARP memiliki 5 akun, 3 akun untuk corporate Sharp Indonesia&, dan 2 akun activation Sharp Cooking Club. Hingga saat ini followers sosial medianya mencapai jumlah yang fantastis yakni 715K untuk followers Facebook, 17.5K untuk Instagram dan 44K untuk followers di twitter.
Sukses yang diraih SHARP tak terlepas dari peran Divisi Public Relations (PR) perusahaan yang terus menjaga kedekatan dengan para pelanggannya dan memberikan beragam informasi dan kegiatan positif.
“Strategi yang digunakan adalah dengan membuat konten yang menarik dan interaktif yang dapat meningkatkan engagement dengan pengikutnya, seperti kuis2, games dll,” ujar Pandu Setio Wibowo selaku PR & Brand Communication Sharp Indonesia.
Pandu Setio Wibowo selaku PR & Brand Communication Sharp Indonesia mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, Karena itu memang menjadi komitmen yang terus dijaga oleh perusahannya.
“Peran PR dalam membangun citra perusahaan di mata publik adalah dengan memberikan informasi yang sebenar-benarnya berupa pencapaian perusahaan, hingga informasi produk-produk terbaru kepada masyarakat, membuat beragam kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan dan loyalitas pelanggan,” ujarnya.
Langkah apik yang ditempuh SHARP Indonesia di era digital saat ini memang patut dicontoh. SHARP Indonesia punya cara tersendiri untuk menangkal pemberitaan bohong yakni dengan cara terus menjaga kedekatan personal dengan penggunanya misalnya menanyakan kendala apa yang terjadi dsb.
“Kami akan berusaha meluruskan sentimen negative tersebut dengan cara menghubungi orang yang bersangkutan dan menanyakan permasalahan yang memicu masalah tersebut. Biasanya hal yang terjadi adalah kurangnya informasi yang dimiliki hingga timbulnya statement ketidakpuasan pelanggan. Sampai sejauh ini kami tidak memiliki sentiment negative yang merugikan. Dalam pemberitaan tidak ada sama sekali,” pungkasnya.