INFOBRAND.ID, JAKARTA - Bank DBS Indonesia menekankan pentingnya aspek environmental, social, and governance (ESG) dalam proses pemberian pendanaan untuk proyek-proyek transisi energi di Indonesia.
"Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung keuangan berkelanjutan dalam pendanaan perusahaan," jelas Heru Gautama Hatman, Executive Director Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Dalam sesi diskusi bertema "Transition Finance: Catalyzing Climate Ambition" pada acara Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2024 yang diadakan oleh Katadata, Heru menjelaskan bahwa keuangan berkelanjutan melibatkan ekosistem yang mencakup kebijakan, regulasi, standar, produk, transaksi, dan layanan keuangan yang sejalan dengan kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial.
"Proyek transisi energi di Indonesia menghadapi berbagai peluang dan risiko, termasuk fluktuasi harga komoditas di pasar, yang mempengaruhi keputusan investasi dalam proyek-proyek tersebut," tambah Heru.
Bank DBS Indonesia juga berusaha mendorong partisipasi lebih banyak pelaku usaha lokal dalam transisi energi di Indonesia. Sebagai contoh, mereka mendukung produksi panel solar domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor. "Kami telah menyalurkan pendanaan untuk produsen panel solar di India, seperti ReNew Power," jelas Heru.
Selain itu, komitmen Bank DBS Indonesia terhadap transisi energi tercermin dari keanggotaan mereka dalam Net-Zero Banking Alliance (NZBA) dan Glasgow Financial Alliance for Net-Zero (GFANZ), dua aliansi global yang berkomitmen untuk mencapai nol emisi karbon.
Masyita Crystallin, Partner and Head of Asia Pacific Sustainable Finance and Policy Systemiq, menyatakan bahwa pendanaan untuk transisi energi memerlukan ekosistem yang matang, meliputi implementasi, regulasi, dan investasi. "Taksonomi keuangan yang seragam, seperti yang diterapkan di negara-negara ASEAN, akan mempermudah pendanaan dan membentuk ekosistem yang sehat," ujarnya.
Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) adalah forum tahunan yang diselenggarakan oleh Katadata Indonesia sejak 2020. Forum ini membahas isu dan solusi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, korporasi, industri, organisasi masyarakat sipil, dan publik.