JAKARTA, INFOBRAND.ID – Ayam geprek boleh dibilang masih menjadi juaranya di kategori kuliner tanah air. Hal ini terbukti dengan banyaknya gerai ayam geprek yang tersebar di setiap sudut kota Jabodetabek. Jumlah ini dipastikan akan terus bertambah seiring dengan minat investor yang ingin meraup untung dari bisnis yang rata-rata dijalankan dengan konsep kemitraan ini.
Ayam Geprek Juara merupakan satu dari banyaknya merek ayam geprek yang mencoba menangkap peluang menjanjikan ini. Berbeda dari kemitraan pada umumnya, bisnis besutan Agung Prasetyo Utomo (APU) sejak 2017 silam ini menggunakan sistem urunan atau crowdfunding.
Hal ini disampaikan oleh Manager Digital Marketing Ayam Geprek Juara, Arif Munandar saat dihubungi INFOBRAND.ID via telepon akhir pekan lalu. Menurut dia, pihaknya memiliki sekelompok investor inti dan investor-investor lokal yang mendanai usahanya. Kemudian, masing-masing gerai dikelola oleh pengelola lokal.
“Kita menggunakan sistem crowdfunding. Jadi kami ini bisnis bagi hasil 50-50 (pembagian keuntungan) dengan akad syirkah,” kata dia.
Untuk dapat membuka satu gerai Ayam Geprek Juara, kata Arif, dibutuhkan pendanaan sebesar Rp400 juta. Karena sistemnya crowdfunding, per orang akan dikenakan biaya investasi mulai dari Rp2 juta sampai Rp20 jutaan.
“Sebanyak 30% milik PT Ayam Geprek Juara, 40% milik PT Mitra Juara Investama, dan sisanya atau 30% milik pemodal,” tambahnya.
Arif menjelaskan bahwa masing-masing investor akan mendapatkan sertifikat saham. “Konsep kami kolaborasi berjamaah,” pungkasnya.
Soal promosi, Arif mengaku pihaknya mengandalkan sosial media seperti Facebook dan Instagram. Saat ini, sedikitnya sudah ada 73 gerai Ayam Geprek Juara yang telah beroperasi di 16 kota di Indonesia. [ded]